Wednesday, December 5, 2012

Aku Peduli

“Data baru menyatakan bahwa tingkat emisi karbon dioksida secara global pada tahun 2012 mencapai 35,6 milyar ton, meningkat 2,6% dari tahun 2011, dan meningkat 58% dari tahun 1990.”

 

ilustrasi dari sini

35,6 milyar ton = 35,6 triliun kg = 35.600.000.000.000 kg!!!
wooww…. Itu angka nol banyak bener! Kalau itu beras, berapa tahun kita bisa swasembada beras?! Sayangnya itu bukan beras, tapi gas yang berefek buruk pada bumi.

*****

Go Green bukan merupakan suatu kampanye yang baru lagi. Konsep reduce, reuse, dan recycle sendiri adalah 3 hal sederhana yang telah lama diperkenalkan. Namun, tiga hal yang sederhana itulah yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari efek rumah kaca, dari pemanasan global yang mengikutinya. Terasa kan, kalau siang hari makin panas dan sumuk bila dibandingkan beberapa tahun yang lalu? Inilah dampak yang paling ditakutkan yakni perubahan iklim. Bukan tidak mungkin kalau daerah beriklim kutub berubah menjadi iklim continental, subtropis menjadi tropis. Bila sudah begitu, Indonesia yang beriklim tropis jadi beriklim apa? Gurun?

Manusialah yang sebenarnya paling bertanggung jawab atas perburukan efek rumah kaca yang terjadi, karena manusia melalui aktifitasnya telah menyumbangkan emisi karbon kepada bumi secara signifikan. Sehingga kitalah yang harusnya berkontribusi menyelamatkan planet tercinta ini. Iya, dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Karena kalau bukan di bumi, di mana lagi kita dan anak-cucu kita bisa tinggal? (di hatimuuuu…. *alayers tereak*)

Berangkat dari itu semua, saya berkeinginan untuk turut serta menyelamatkan bumi. Tapi bagaimana caranya? Apalagi saya hanya sendiri dengan modal yang sangat terbatas. Untuk ikut komunitas yang beriuran rasanya berat, untuk makan di kos saja susah. Miris memang. Maka dari itu, saya kembali melirik prinsip reduce, reuse, dan recycle. Mulai dari diri sendiri di rumah dengan langkah kecil, sederhana, dan mudah.
ilustrasi dari sini
 REDUCE (Mengurangi penggunaan…)

Plastik

Ini mudah saja, misalnya saat berbelanja di warung atau toko, saya menolak tawaran kantong plastik dari pedagang karena sudah membawa tas sendiri, atau saat lupa bawa tas, saya sering memasukkan belanjaan ke dalam kantong pakaian dan kedua tangan. Bagaimanapun caranya, belanjaan harus muat dan selamat sampai kos, hehe.. Mungkin beberapa pedagang akan heran, tapi kebiasaan inilah yang membuat beberapa pedagang hafal dengan saya yang kadang memberikan diskon atau lauk ekstra. *wink* Selain itu, membawa botol minum sendiri juga mudah dan aplikatif, asal ingat dibawa setelah diisi dan dicuci setelah digunakan.

kendaraan bermotor

untuk bepergian pada jarak tertentu yang sebenarnya hanya perlu berjalan kaki 5 menit kebanyakan orang akan mengendarai sepeda motornya, tapi saya akan berusaha berjalan kaki walaupun hari hujan. Bila panas membara, saya akan menunda keperluan perjalanan hingga sore hari. Selain karena menghemat energi, di mana-mana ada tukang parkir yang siap nodong biaya parkir. Jadi sudah sehat dan hemat BBM, saya juga hemat recehan. *wink*

listrik

mematikan lampu dan elektronik yang sudah tidak digunakan adalah tindakan paling mudah yang dapat dilakukan. Selain itu, jeli sebelum membeli alat elektronik juga cukup penting. Misalnya saat membeli lampu, pilihlah lampu dengan lumen per watt yang tinggi (lpw), karena ini berarti bahwa lampu ini memiliki efisiensi yang tinggi. Dan biasanya lampu neon hemat energy (compact fluoresce lamp/CFL) memiliki lpw yang lebih tinggi dibanding lampu bohlam. Walaupun lebih mahal, lampu neon lebih hemat dalam hal konsumsi listrik dan 10 kali lebih awet, lho!

ilustrasi dari sini

Dalam memilih kulkas, sebaiknya dipilih yang letak freezernya di atas, bukan di samping karena lebih hemat energi hingga 7-13%. Untuk mesin cuci, dikatakan bahwa mesin cuci front door (pintu depan) lebih hemat air dan listrik dibandingkan dengan mesin cuci pintu atas. Namun akan lebih hemat lagi bila cucian ditumpuk hingga cukup banyak baru dicuci. Pakaian yang tidak terlalu kotor sebaiknya dicuci tangan saja, karena beberapa pakaian cenderung rusak bila dicuci mesin. Menggunakan pelembut sekali bilas juga sering saya pilih, selain hemat air juga hemat tenaga untuk mengucek dan memeras cucian.

Selain pemilihan alat elektronik, pemeliharaan juga perlu diperhatikan lho: AC, mesin cuci, dan kulkas akan lebih efisien bila kebersihannya terjaga. Elektronik yang telah berumur lebih dari 10 tahun juga sebaiknya diganti, karena elektronik modern biasanya lebih hemat dan ramah lingkungan. Dan entah orang tua berpikiran sama atau bosan melihat elektronik yang itu-itu aja sejak satu dekade lebih, beberapa waktu lalu elektronik tua di rumah diganti baru. Hohoho…

REUSE (Menggunakan Kembali)

Bagian belakang kertas bekas biasanya masih kosong, jadi sejak SD saya potong, susun ulang lalu tinggal beri cover dan jepretan yang cukup kuat dan dihias manis sesuka kita. Jadilah orak-orek eksklusif atau to-do list yang unik. Selain kertas, kaleng atau tempat cemilan(misalnya tabung Pringles) saya gunakan kembali sebagai celengan.  Dan kadang beberapa orang tertipu. :D

RECYCLE (Mendaur Ulang)

Pada tahap ini tidak banyak yang bisa saya lakukan, selain karena memang diperlukan kreatifitas dan keterampilan yang tinggi, saya juga termasuk pemalas yang ingin segalanya dilakukan secara praktis. Tapi ini bukan berarti saya tidak bisa melakukan apa-apa. Pembuangan sampah secara terpilah merupakan cara praktis membantu langkah recycle.  Namun sistem pembuangan sampah terpilah di Bali belum dapat berjalan secara efektif.

Sampah plastik khusunya botol sangat mudah untuk dikumpulkan pemulung. Namun sampah kertas, apalagi yang hanya selembar-dua lembar,  dengan tidak ragu dibejek dan dibuang begitu saja di tong sampah, sehingga berakhir sebagai produk tak teridentifikasi yang sama saja seperti sampah organik lainnya. Maka dari itu, saya “menggagas” pemilahan sampah kertas pribadi.

 Jadi, terdapat sebuah plastik atau dus besar tempat saya akan menaruh sampah kertas bekas seberapapun sedikitnya kertas itu, termasuk kitir belanja dan robekan surat cinta. Hehe.. Dan setelah dikumpulkan beberapa lama, biasanya baru terasa bahwa sebenarnya kita membuang banyak sekali kertas bekas meskipun tiap kali hanya membuang kertas yang tak sampai selembar kertas A5 besarnya. Setelah terkumpul cukup banyak baru biasanya saya loak sendiri atau berikan cuma-cuma ke pemulung beruntung.
ampe kertas undangan juga ditampung ^.^v

Selain itu salah satu distributor produk perawatan kulit juga menawarkan 5 poin utuk tiap 3 kemasan kosong yang dikembalikan, sehingga saya rajin mengumpulkan kemasannya yang kemudian saya bisa tukarkan dengan beberapa poin.

Itu sekilas “peran” saya dalam ikut serta menjadi manusia berbakti pada bumi. Jadi selain membantu menyelamatkan bumi, kita juga bisa menekan pengeluaran dan mendapat keuntungan..

Live wisely, and love earth.
Go Green!
Everything at Once

Friday, November 30, 2012

SUV ideal

“Kamu pasti nggak tau kalo mobil tu ada yang namanya ‘sport car’, ‘SUV’, ‘wagon’, ‘van’, ….”

“iyaaa, cuma tau carry, pick up, ma sedan doang”

“Ini yang barusan lewat namanya SUV, kepanjangannya Sport Utility Vehicle, jadi dia tu bisa blablabla…”

Agak males sebenarnya dengerin jenis mobil kalo lagi ngobrol sama pacar, selain karena wawasan mengenai mobil sangat sempit, saya juga nggak bisa nyetir, hehe… iya, gueh belon bisa nyetir. Bedain yang mana pedal rem, kopling,  dan gas aja nggak bisa. Pernah belajar beberapa hari bareng bapak, tapi nggak tahan sama stress yang harus dihadapi di jalan. Kapan mesti nginjek kopling setengah, kapan mesti ngegas kalo tiba-tiba harus berhenti di jalan menanjak. Belum lagi tata cara pindah persneling, boro-boro mindahin persneling, mencari feel keseimbangan yang smooth antara kopling dan gas aja bingung (=.=”).

Aniwey, karena kesetresan dalam tata-cara-mengemudi-mobil-manual-yang-baik-dan-benar, saya pernah berpikir untuk (nantinya, kalo udah bisa) menggunakan mobil matic. Selain katanya nggak ribet injek-injek kopling, persnellingnya juga (katanya) lebih sederhana. Tapi dilemma muncul,

“Matic?! Ntar nggak kuat di tanjakan lho… malah nganceng (stuck) ntar kamu, blablabla…”, tantang ibu.

Maka dari itu diputuskan bahwa latihan mengemudi ditunda dulu sampai batas waktu yang belum ditentukan. (=.=”)

Kok jadi curhat yak?!

Menyambung obrolan bersama pacar mengenai mobil, salah satu jenis mobil idamannya (selain sport car tentunya =.=”) adalah SUV. Selain karena ketangguhan dalam menghadapi segala medan, spesifikasinya juga termasuk desain dan detail yang terlihat kokoh dan gagah. Mungkin terdengar ikut-ikutan, tapi saya pribadi juga suka mandangin, melototin, sampai ngiler kalo ada  mobil dengan kesan maskulin lewat (bukan, bukan truck atau pick up). Dan akan bergumam “wow..” (iyah, gueh mesti bilang ‘WOW”) kalo ternyata yang nyetir adalah perempuan.

Daihatsu pun sepertinya sehati dengan saya, buktinya produsen mobil ini mengeluarkan Terios, mini SUV yang menjawab kebutuhan wanita-penyuka-mobil-gagah-tapi-nggak-bisa-nyetir, aka saya. Betapa tidak, dengan spesifikasi dan fitur SUV yang mantap, mobil ini juga ukurannya pas untuk jalan perkotaan Bali yang kecil dan macet. Selain itu terdapat versi automatic (matic) yang performanya tidak kalah dengan manual. Bisa jadi solusi segala dilemma yang dihadapi oleh wanita-penyuka-mobil-gagah-tapi-nggak-bisa-nyetir yang saya yakin bukan cuma saya, serta orang-orang di luar sana yang menyukai petualangan.

petani kopi Gayo
Denger punya denger, dalam rangka mengkampanyekan: “Daihatsu Terios, Sahabat Petualang”, dilakukanlah Petualangan Terios 7-Wonders yang dimulai 10 – 24 Oktober 2012 yang menempuh jarak sekitar 3.300km. Tim petualang terdiri dari 10 orang dengan tiga unit Daihatsu Terios TX-AT (2 unit) dan Terios MT (1 unit). Misi utama petualangan ini adalah untuk menggugah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia khususnya pulau Sumatera. Dan perjalanan ini merupakan suatu bentuk uji performa Daihatsu Terios dengan beragam medan jalan yang memang merupakan spesifikasi Daihatsu Terios sebagai SUV sejati.

Perjalanan dimulai dari Lampung hingga hingga titik nol kilometer di Sabang. Dan terdapat tujuh spot produsen kopi yang menjadi bagian dari eksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia selama perjalanan, yaitu Liwa (Lampung), Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup –Kepahiang, Mandailing Natal dan Takengon. Selain merangkum semua keindahan alam, juga terdapat aktivitas CSR dengan meberikan bantuan kepada Posyandu binaan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di wilayah Bengkulu dan Medan.

Sepanjang perjalanan, Sumatera menyuguhkan keindahan alam (Danau Ranau, Gunung Seminung, hingga Pantai Panjang), sejarah bangsa (kota tertua: Kota Lahat, rumah Ibu Fatmawati, rumah pengasingan Soekarno hingga museum PLTD Kapal Apung) serta sejarah kopi (perkebunan kopi pertama oleh Belanda), dan tentunya menyuguhkan banyak sekali jenis kopi yang nikmat. Ternyata selain kopi arabika dan robusta standar serta kopi luwak, ada juga yang namanya kopi Gayo Blendeed, kopi beraroma pinang, dan ginseng! Jenis luwak yang bersimbiosis dengan produsen kopi serta cara pengolahan biji kopi pun beragam antar wilayah, dan  inilah yang menyebabkan terdapatnya perbedaan antara cita rasa kopi dari daerah A dengan kopi daerah B, C, D, dan seterusnya. Dan yang membanggakan lagi, kopi Sumatera ini digemari penikmat kopi dari manca negara.
Daihatsu Terios
Membaca jurnal sahabat petualang yang dirangkum dalam blog 7-wonders, saya bisa membayangkan betapa “kerasnya” medan yang harus ditempuh. Mulai dari trek pegunungan yang didominasi tanjakan, jalanan berkelok-kelok dengan tikungan tajam, trek light off road, jalanan tanah berbatu nan becek (nggak ada ojyek), hingga jalan lurus lempeng yang sepi namun berbahaya, kesemuanya berhasil diatasi mini SUV ini.

Dan walaupun telah mengalami petualangan sekelas ninja hatorri (baca: mendaki gunung, lewati lembah) dengan banyak penumpang dan barang dagangannya, eh bawaannya (=.="), performa ketiga Daihatsu Terios tersebut diakui tetap oke hingga akhir perjalanan, dan tentunya sampai tujuan dengan selamat. Walaupun sempat terjadi kecelakaan kecil yang menewaskan semak belukar di pinggir jalan akibat ban slip di jalanan becyek.

Ketangguhan Terios dibuktikan dengan pengakuan sahabat petualang bahwa di sepanjang perjalanan, Terios sempat kejeblos lubang jalan beberapa kali, namun tak ada masalah berarti berkat suspensi yang dimilikinya. Akselerasi di tanjakan atau ketika menyalip kendaraan lain, baik yang memakai girboks matik maupun manual, tetap dirasa bertenaga. Ground clearence Terios tinggi, teruji dan tak mudah mentok, dimana Terios sempat menyeberangi sungai kecil tanpa masalah.

Selain bukti ketangguhannya, terdapat beberapa tips bagi pengendara Terios matik untuk mengatasi medan dengan tanjakan. Ketika tanjakan lumayan terjal agar akselerasi tetap terjaga, posisi shifter digeser ke L. Dan begitu sudah agak landai digeser lagi ke 2 , D-3 dan juga D.

Tips berkendara lainnya: jika rem sedikit bermasalah akibat beberapa kali melewati kubangan lumpur dan air yang membuat disc brake basah sehingga pengereman tak seimbang, untuk sementara dapat diakali dengan ‘memanasi rem’. Caranya adalah dengan menjalankan mobil lalu direm bersamaan menginjak gas selama beberapa kali hingga gejala yang dikeluhkan hilang. Namun perlu diingat untuk melakukan service setelah menemukan bengkel terdekat guna didiagnosis secara benar oleh dokternya mobil, a.k.a. mekanik.

Akhirnya petualangan yang memacu adrenalin ini berakhir di Aceh dengan kemampuan Terios yang masih prima. Inilah yang membuat Daihatasu Terios pantas disebut sebagai mobil sahabat petualang.

Everything at Once

Friday, November 23, 2012

The Diary of Koas Nganggur (^.^)v

Its been years since my last post (okay, it’s overrated, actually it’s been 10 months), and yeah I-as usual- use my life as a co-ass as the excuse of it, beside lack of internet connection around my tiny mini lil’ kamar kos of course. :-) 

Btw, terhitung sejak senin kemarin,sebenarnya keboo dan sebagian besar teman-teman seangkatan secara resmi menjadi koas nganggur atau dokter nenggel. =.= Koas nganggur, karena status kami sebenarnya masih koas, tapi sudah menyelesaikan semua siklus pembelajaran. Dokter nenggel, karena kami belon pelantikan dokter-wisuda-UKDI (Ujian Kompetensi Dokter Indonesia)-dan internship. Waahh.. ternyata masih panjang juga perjalanan keboo sebelum akhirnya bisa menjadi dokter. *ngais-ngais tanah*

Kalo orang banyak yang bilang susah masuk ke fakultas kedokteran, well… keluar dari fakultas kedokteran juga berat. Karena salah satu syarat wisuda di universita keboo adalah surat keterangan pernah mem-publish tulisan ilmiah. Yang artinya tiap-tiap mahasiswa yang pengen wisuda harus pernah nerbitin karya tulis ilmiah. Keboo ulang: TIAP-TIAP MAHASISWA! Sedangkan keboo kan bukan penulis yang handal, dan kurang mengerti masalah tulisan berbau ilmiah. ? Gimana nasib gueh?! Masa batal wisuda???!!! Oh, God.. whyyyyyy???? *Guntur bergemuruh* :-P

Sedikit angin segar datang : tulisan yang ingin diterbitkan bisa diambil dari Special Study kami sebelumnya atau tugas paper selama kami koas, karena memang bisa dibilang cukup ilmiah. Dan untuk itu kami perlu meminta sejumlah tanda tangan dan penilaian kelayakan kepada viewer bagian dan pembimbing kami sebelumnya.

“Ah, gampang!! Tinggal ubah format trus minta ttd. Beres!”, batin keboo. Tapi minta ttd dan nilai ini gak semudah kedengarannya. Di beberapa bagian, pembimbing dan viewer benar-benar kritis dan menjunjung tinggi nilai-nilai keilmiahan. Bahkan ada dokter yang meminta kami mengumpulkan referensi yang ada di daftar pustaka untuk mengecek plagiarisme yang mungkin terjadi. Ada pula yang mengusulkan agar bimbingan dimulai dari awal lagi. Hhh… (=.=”)

Dan pembimbing keboo kemarin baru aja email 13 points perbaikan paper yang keboo buat 3 tahun lalu, dan di akhir email sang dokter berpesan: “Sementara itu dulu. Nanti kalo ada lagi saya email lagi. Diperbaiki dulu saja, spy tidak menumpuk.”.  Jadi, setelah ini keboo masih akan menerima saran perbaikan paper,uohhh.. kapan ini semua akan berakhir??? Kemarin juga keboo sudah mengirimkan sejumlah referensi tulisan tadi setelah perjuangan keras menggali lagi folder yang sudah terabaikan sejak 3 tahun lalu. Dan ada referens yang setelah keboo search lagi di prof google ternyata sudah tidak ada. Hiks… *gantung diri di pohon terong*

Well, selain mengurus kelengkapan wisuda, kesibukan keboo untuk mengisi liburan ini adalah….. nothing. Iya, nganggur keras, man!

Selama ini keboo sudah berusaha mengisi waktu senggang dengan packing barang-barang kos yang dibawa pulang berhubung keboo bakal jarang berada di Denpasar. Ditambah dengan merapikan barang-barang yang dibawa pulang. Hasilnya…. Kamar keboo yang di rumah tampak seperti berpenghuni, karena selama ini kamar keboo di rumah tampak jarang tersentuh dan hanya ada sedikit barang, mengingat sebagian besar barang-barang ada di kos. Berikut hasil kerja keboo dibantu ‘sedikit’ sama ibu.


nempelin pita ma strawberry ke babi ini juga merupakan salah satu kegiatan mengisi waktu sangat luang (^^,)v

hasil rapi-rapi kamar


pojokan tempat tidur dijadiin tempat nyimpen separuh buku-buku keboo (^o^) biar keliatan rapi
lemari juga jadi salah satu bagian yg membingungkan untuk dirapikan ("- , -)

Sebenarnya keboo bertekad akan bertransformasi meningkatkan level kerajinan diri yang telah lama jatuh, hehehe… rencananya sih bakal rajin bantu-bantu emak di rumah, ya bersih-bersih, nyuci piring, nyuci baju, nyetrika, masak, dan segala kegiatan kerumahtanggaan yang tidak pernah keboo bantu selama ini. Yaahhh itung-itung belajar jadi ibu rumah tangga yang baik dan benar. Tapi tiap pagi keboo bangun jam 8-9 an, liat dapur, siapa tahu ada cucian, eh uda dibersihin ma emak, liat meja makan udah dimasakin ma emak, liat cucian, eh lupa cara ngoperasiin mesin cucinya. Yah.. lingkungan tidak kondusif untuk transformasi keboo menjadi kebii, eh rajin. Ahahaha… jadilah keboo benar-benar menganggur. =.=

Dan berangkat dari tekad keboo untuk menjadi berguna, ditambah filosofi bahwa we should live our live to the fullest (kalimatnya buruk banget). Jadilah keboo menyusun suatu program pengisi-waktu-liburan. Dimana tiap hari keboo harus memiliki target yang harus dicapai melalui task apapun, seberapa sederhananya task itu. Dan program itu keboo rangkumkan dalan lembaran-lembaran kertas file kosong yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi, tadaaaaa:


THE DIARY OF KOAS NGANGGUR
isinya the diary of koas nganggur
Sebenarnya tujuan penyusunan diary aneh ini adalah untuk meningkatkan self-esteem yang mungkin merosot kalau-kalau tiba-tiba sadar bahwa ternyata waktu libur keboo sudah terbuang sia-sia. Jadi diharapkan ketika keboo depresi, merasa tidak berguna, dan berteriak “Gueh ngapain aja liburan ini?! Leyeh-leyeh?!”, keboo bisa membuka lembar demi lembar diary ini dan berkata dengan cool,”Gueh nggak sekadar buang-buang waktu, selama ini gue udah mandi 2kali sehari, nyuci piring, ganti sprey, dll”. Hehe….

Selain itu, setelah keboo bongkar-bongkar agenda tahun 2012 bonus dari sebuah majalah anak perempuan yang diperuntukkan untuk remaja sampai dengan usia 23 tahun. (+.+) --> kalimat jadi panjang gara-gara inget umur gue taon depan uda 24. *nangis*; keboo temuin tulisan tangan keboo yang ternyata sudah merencanakan segudang kegiatan dan target sepanjang menganggur post-koas yang salah satu di antaranya adalah belajar buat UKDI, dan beberapa target lain yang mungkin keboo bakal realisasiin (kalo sempet), hehe… 

Yah akhirnya, dengan berakhirnya postingan ini, keboo berharap bahwa semua masalah syarat wisuda ini lantjar adanja, misi-misi terlaksana dengan baik, lulus UKDI, dan menjadi dokter yang baik. doaken ya kawan-kawan…

PS: ada adik kelas yang mergokin keboo ni adalah keboo, maksudnya saya secara personal adalah si empunya blog ini.. *jadi malu*, siapakah namamu nak? Saya lupa nanya dan lupa banget lhoo… komen atau mention twitter ya… *kakak kelas yang tidak berbakti*

Everything at Once

Wednesday, January 18, 2012

Sunday, January 15, 2012

Diary of Co Ass in 2011

Tulisan ini harusnya keboo posting pas 31 Desember kemarin, tapi yah apa boleh buat, ehehe… kemalasanlah yang membuatnya baru terposting sekarang, selain itu koneksi internet modem pada jelek banget, hiks….
Tahun 2011 bisa dibilang tahunnya keboo menjadi ko ass dan menyelesaikan siklus medic yang terdiri dari lab psikiatri, ikk-ikp, mata, forensik, pediatric (anak), interna (penyakit dalam), dan radiologi. Dan semuanya tepat berakhir tanggal 31 Desember 2011..
Menjadi co ass -atau yang nama kerennya dokter muda- memang tidak mudah. Banyak cerita baik suka maupun duka, baik menyenangkan maupun menjengkelkan. Bahkan sampai suatu titik keboo dan teman-teman sering bergumam “kenapa dulu kite mau jadi dokter yeee?”. Karena sejujurnya kehidupan per-co ass-an kadang terasa seperti hidup sebagai… ya sudahlah…
Keboo pernah sakit hati waktu keboo mendengar petugas RS yang bicara seperti ini tepat di depan keboo yang sedang jaga di sebuah sal.

petugas1 : “aduh, masa aku harus bolak-balik ke lab buat nganter darah lagi sih?!”
petugas2 : “ngapain susah-susah, ada co ass kenapa nggak dimanfaatin? Mereka aja suruh anter ke depan”
Keboo (dalam hati): “lu kira gue babu lu?!”

Sejujurnya kalaupun mereka mau meminta co ass nganter apapun, keboo nggak akan sakit hati malah dengan senang akan membantu asal memintanya dengan sopan, misalnya ditunjukkan dengan nada meminta tolong atau ada kata 'tolong'nya, atau setidaknya meminta dengan tersenyum. Tahu kan, bahasa tubuh yang baik. Tapi yang selama ini keboo rasakan hanya dengan nada tidak ramah, sok nyonya besar kepada pembantunya, tanpa kata ‘tolong’ maupun ‘terima kasih’, bahkan sering tanpa kontak mata.
*****
Pernah keboo waktu di UGD, karena kasian sama pasien(kakek-kakek) yang sedang terkulai lemas, ingin pipis di toilet, namun penunggunya hanya nenek-nenek lemah juga. Pasien ini tidak bisa kencing dengan pisspot, jadi ia benar-benar ingin pipis di toilet. Nenek-nenek pengantar meminta keboo untuk memapah pasien ke toilet, tapi kakek-kakek itu sangat besar, berat, dan tidak stabil bahkanuntuk berdiri sebentar. Keboo yang kurus gini jelas nggak sanggup memapah sendiri, bisa-bisa kami berdua jatuh bersama di toilet. Maka keboo meminta tolong ke seorang petugas bagaimana sebaiknya mengantar pasien ini.

Keboo: “mbok, pasiennya tetep pingin pipis ke pisspot, bla bla bla”
Petugas: “saya mesti ngurus pasien ini, belum ini itu, nananana. Anterin aja sendiri” (dengan nada marah-marah)
Keboo: “mbok kira saya nggak punya kerjaan lain? Saya juga mesti follow up pasien yang ini, belum masang infuse, belum ambil darah!” (nggak kalah garang, abisnya bikin emosi jiwa banget)
Akhirnya mbok-nya melunak…. mungkin dia lagi mens, ihihihi...

Tapi hanya secuil petugas aja yang nyebelinnya kayak gitu, sebagian besar baik-baik kok.. bahkan nggak sedikit yang sering belain atau mengajarkan kami teknik-teknik praktis.
Ini foto-foto keboo dan teman-teman selama per co ass-an di siklus medik…


PSIKIATRI:
Di sini pertama kalinya keboo berhubungan dengan yang namanya orang-orang yang memiliki gangguan jiwa, baik itu depresi, cemas, somatisasi, sampai psikosis. believe me this is one of unforgettable moments, terutama waktu kami ditempatkan di RSJ Bali di Bangli.

IKK-IKP
Di lab ini kami dituntun membuat penelitian seputar masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Kami dikirim ke Puskesmas untuk mengetahui bagaimana sistem kerja unit kesehatan ini, dan tentunya merupaka salah satu lab yang juga menambah direktori jalan-jalan keboo, ehehehe... secara keboo ditempatkan di Puskesmas 1 Ubud bersama 2 laki-laki paling kanan.

MATA


FORENSIK
4n6 dipakai co ass untuk menuliskan forensik secara singkat secara tidak resmi. Pasti semua udah tahu ini lab untuk apa. Yep, untuk segala sesuatu tentang jenazah dan kepolisian. Materi pembelajaranpun banyak yang membahas soal undan-undang, termasuk overspell atau perzinahan. di foto pertama menunjukkan 2 orang pucat saat otopsi =.=")

PEDIATRI
Lab ini terkenal berat, tapi karena angkatan keboo masuknya keroyokan (liat aja co ass di foto ini) segala sesuatunya terasa lebih asik.. ^^

INTERNA:
selama 10 minggu dengan personil yang tidak banyak, lab ini sungguh sesuatu banget. ^.^

RADIOLOGI:
Lab ini sering disebut sebagai "dunia hitam-putih" karena kelainan biasanya terlihat akibat penampakannya yang lebih gelap (radiolusen) atau lebih putih (radioopak) dari yang seharusnya, sehingga keboo sering bingung yang mana foto thorax normal yang mana yang enggak, mungkin memang perlu melihat foto lebih sering lagi =.= Lab ini juga mengajarkan keboo untuk melihat sesuatu secara teliti, sangat teliti.

demikian perjalanan co ass keboo bersama teman-teman di siklus medik.
funfact: hampir di setiap akhir lab, kami meraykannya dengan karaoke bersama, ^^

Everything at Once
Related Posts with Thumbnails