Monday, April 15, 2013

Pembuktian Sinyal di Blackberry

Dalam lima tahun terakhir makin banyak orang yang bernomor ganda. Maksudnya punya 2 nomor hp atau lebih. Sebenarnya saya heran, apa yang sebenarnya mendorong teman-teman berbodong-bodong (ehm, iya.. sengaja nggak ngetik “n” kok) memelihara 2 nomor hp beda provider.

“Biar bisa dapat semua promo-promo murahnya, ada yang gratis ke sesama juga!” --  si hemat

“Soalnya kalo di rumah sinyal kartu A ngilang, di kampus sinyal kartu B yang lenyap! Jadi pake keduanya deh.” -- si cermat

“Soalnya aku ada 2 hape: BB dan iPhone. Jadi sayang kalo nggak dipakai keduanya” --  si kaya

Rata-rata yang saya tanya alasannya menjawab demikian. Bahkan ada juga yang menjawab:
“Kalo yang ini (nunjuk Blackberry), karena paketnya murah. Kalo yang ini (nunjuk hp Samsung), buat telpon-telpon pacar karena pacarnya pake kartu yang sama. Kalo yang ini (nunjuk hp nokia berlayar hitam-putih jadul) buat… (senyum-senyum penuh makna)”

Dari fenomena tersebut saya menyimpulkan bahwa menggunakan 2 kartu atau lebih adalah sebuah tren baru! Suatu tanda strata kegaulan masa kini. Yang sering dibilang “lagi IN”!

Dan sebagai anak gaul nan kepo sejati, apa saya akan tinggal diam melihat trend ini lewat begitu saja tanpa andil di dalamnya? Tentu saja, IYA! Saya kapok ikut-ikutan. Gara-gara ingin tetap stay in touch dengan teman-teman semasa SMA yang pake provider lain, saya menduakan nomor simPATI yang telah saya pakai sejak SMP. Dan nomor simPATI cantik itu…..HANGUS. *mewek

Singkat cerita, setelah mengalami begitu banyak cobaan gonta-ganti hp dan provider, saya akhirnya menggunakan blackberry karena teman-teman  juga menggunakannya (tetep ikut-ikutan). Tapi saya sadar kalau smartphone itu harus juga make smart SIM card untuk memanfaatkan ke’pintar’annya secara maksimal.  Tapi kembali lagi, kalau mau kualitas oke, harga juga “oke”. Mengingat status ‘anak kos’, pemilihan paket BB tu pusyiiiiiiiing setengah hidup. Dan setelah bertanya sana-sini, saya kembali ke haribaan: menggunakan paket Blackberry dari simPATI. Biar murah tapi bisa browsing, saya pilih yang Sosialita.

Tapi masalah klasik : perpendingan BBM, tetap terjadi. Dan hanya terjadi sama pacar yang pakai provider lain. (-.-) Berikut reka ulang kejadiannya:



Setelah berbulan-bulan menahan gejolak perpendingan yang biasanya berlangsung hingga 10 menit, saya pun mengalah untuk mengganti kartu sesuai provider pacar. Tapi kartu simPATI kedua yang nomornya lumayan cantik ini saya pelihara di hape nggak-smart biar nggak hangus.



Karena kesal BBM yang sudah saya kirim sejak lama tak kunjung berbalas (apalagi dibales, lowong nyampe aja kagak), ditambah recent update yang nggak apdet-apdet, apalagi timeline twitter tumben nggak berkicau, saya pun dengan gemas membanting BB (ke kasur). Saya telepon tuh si empunya saran saking betenya…

“Haloo”, terdengar suara berat si pacar.

“Bete!!! Udah ganti kartu nih kayak katamu! Tapi mana?! Aku BBM kamu tapi nggak nyampe-nyampe! Recent update juga nggak ada! Twitter juga nggak update! ”, sosor aja dah.

“Halo, sabar… ini udah ganti?”

“Iya udaaaaaaahhhh…. Aku juga udah BBM juga, tapi nggak nyampe…”

“Hoo gitu… Kasian juga kamu… Ya udah, pake dah lagi simPATI-nya.”

“Gampang kali bilang! Kan aku rugi ya uda beli paket ini! Trus sekarang beli paket simPATI lagi… berapa duit?!”, protesku.

“Yaudah,  bulan depan aja dah balik ke simPATI lagi.. sabar na.. sekarang sms-an aja dulu.”, well, solusi yang paling bijak kayaknya.

Tapi karena nggak sabar nunggu bulan depan, akhirnya seminggu kemudian saya kembali beredar di kancah per-BB-an dengan menggunakan simPATI (kapok).


Well, that's our love story to simPATI, terima kasih simPATI karena sudah jadi soulmate yang tepat untuk BB butut saya serta karena HaK (Hasrat Kepo) saya terpenuhi dengan lantjar djaja..

Everything at Once 2013

Monday, March 11, 2013

BeBo and Me

Dalam 10 tahun terakhir perkembangan gadget terjadi sangat pesat. Semua perusahaan sepertinya berlomba-lomba menyajikan dan menghasilkan produk dengan teknologi mutakhir dan tampilan yang futuristic. Mulai dari perusahaan besar seperti Apple, Blackberry, Nokia, Samsung sampai produsen-produsen gadget “abal-abal” dengan harga miring pun mulai menguatkan diri dengan produk smartphone hingga tabletnya. Fungsinya lebih kurang mirip: memfasilitasi manusia sebagai makhluk sosial serta memenuhi hasrat untuk eksis, kepo, dan gaya.

Dari sekian banyak produsen, yang paling sukses memasyarakat di teman-teman kuliah saya adalah Blackberry.

Kenapa saya bilang paling sukses, karena eh karena dari sekitar 170-an teman seangkatan, 147-nya sudah menggunakan smartphone ini! Dan fenomena alam tersebut tercapai hanya dalam waktu 3 tahun!

Ngomong-ngomong soal blackberry, saya akhirnya memutuskan untuk menjadi salah satu penggunanya pada lebih dari 2 tahun yang lalu. Waktu itu sih niatnya cuma ikut-ikutan pacar. Katanya,”Soalnya banyak info-info tu nyebarnya via BB, jadi biar nggak ketinggalan, harus punya!”. Siiiip dah, bos!!!

Bermodalkan duit 1,5 juta rupiah, saya akhirnya membeli blackberry curve 3G yang waktu itu baru saja keluar.  Dan karena uang yang saya bawa hanya cukup untuk membeli case dan chargernya saja, jadilah saya menggunakan modal saya yang lain: pacar. Yup, separuh BB saya adalah hasil utang yang sampai sekarang belum saya lunasi, mumpung yang diutangin nggak nagih-nagih ampe sekarang… Karena separuh aku, dirimu. Separuh BB-ku juga kamu yang bayar… *kedip*


tampilan BB curve 3G, kalo si Bebo (nama BB saya) sih sudah ancur *hiks

Banyak sekali manfaat yang didapat setelah menggunakan smartphone ini, di antaranya:

1.    Buat gaya.
Jaman dulu, harga BB yang lumayan dan paketnya yang aduhai banyak menguras pulsa (bagi anak kos sekelas saya) menjadi gengsi tersendiri. Bukannya sombong, tapi begitu mengeluarkan BB di khalayak umum (biarpun cuma curve), saaatt… level harga diri meningkat 1 tingkat, padahal sebenarnya sih  nggak ada yang memperhatikan, hehe... Jadi, biar kate ini BB ngutang, trus buat mengaktifkan BIS-nya saya harus mengencangkan ikat pinggang, nggak jadi soal! Yang penting PeDe…

2.    Eksis di jejaring social
Dulu untuk apdet facebook dan twitter saya harus keluar-masuk warnet, atau kalo masih “kaya” (baca: awal bulan) saya harus mengisi pulsa modem. Tapi berkat BB dan provider dengan paket BIS murah yang meng-cover sampai jejaring social, saya tetap bisa memenuhi KUE (Keinginan untuk eksis)  dengan biaya murah, kapan saja dan di mana saja..

3.    Go Green
Yap, dengan adanya BB kita bisa turut serta mengurangi penggunaan kertas, terutama dalam hal nyebar undangan, entah itu undangan ulang tahun, potong gigi, maupun pernikahan, semuanya bisa disebar via BBM atau grup. Tinggal aplod detail acara dan foto denahnya. Voila! Undangan tersebar ke seluruh angkatan! Makan-makan grateeeezzz… \(^.^)/

4.    Sukses Ujian
Ini bukan sukses dalam bagi-bagi jawaban saat ujian lho, tapi dengan adanya BB, koordinasi dalam rangka menyusun strategi lulus ujian satu angkatan dapat berjalan dengan baik dan lantjar djaja! Baru-baru ini kami menghadapi ujian kompetensi nasional dalam rangka meraih Surat Tanda Registrasi. Jadi demi itu kami membuat kelompok belajar bersama ala-ala jaman SD dulu. Ketua-ketua kelompok kemudian berkoordinasi dalam grup untuk menyebarkan informasi terapdet mengenai strategi ujian. Beritanya pun sangat berguna, misalnya:
“Ada fotokopi soal try out bimbingan belajar PASTI LULUS yang sudah disebar di 3 tempat: fotokopi A, B, C. 3 paket, harga Rp xxx, password ke mas-masnya : ZION”
Dan puji Tuhan 90% teman-teman seangkatan kami lulus ujian ini..

5.    Memenuhi HAK
Iya, dengan update status BBM, saya bisa memenuhi HAK(HAsrat Kepo)! Menderita penyakit kepo kronis akibat kurang kerjaan (menganggur sambil nunggu STR) kadang-kadang menyiksa juga. Jadi BB sudah bisa memfasilitasi saya dalam memenuhi HAK untuk mengetahui apdet-apdet kegiatan teman-teman selama waktu “libur” panjang ini.. apalagi dengan sinyal 3G simPATI yang handal, apdet apa-apa dari temen, nyampe dengan cepat, dan nggak kepo lagi..

Begitu banyak hal yang telah dipermudah dengan adanya Blackberry. Untuk itu, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada produsennya, pada orang yang saya utangin tanpa bunga dan bahkan nggak protes belum dibalikin sampai sekarang, serta pada provider yang telah menyediakan paket yang ramah kantong dan ramah sinyal (^^,)..

Everything at Once

Wednesday, January 2, 2013

dilema

just a quick post tentang dilema yang saya alami akhir-akhir ini. Selain nggak punya ide menulis, saya juga bosan dengan kandang keboo ini. Dan saya berpikir untuk membuat blog baru dengan nama saya sebagai alamatnya dan konsep yang lebih personal, bukan cuma lucu-lucuan, hehe... emang dasar masih labil nih gue.. tapi kalo saya hapus blog ini, sayang sama postingan yang selama ini menjadi jerih payah nguras otak dan menahan ketidaktahu malu an saya ini.. hiks... ada saran?


Everything at Once
Related Posts with Thumbnails