Friday, November 30, 2012

SUV ideal

“Kamu pasti nggak tau kalo mobil tu ada yang namanya ‘sport car’, ‘SUV’, ‘wagon’, ‘van’, ….”

“iyaaa, cuma tau carry, pick up, ma sedan doang”

“Ini yang barusan lewat namanya SUV, kepanjangannya Sport Utility Vehicle, jadi dia tu bisa blablabla…”

Agak males sebenarnya dengerin jenis mobil kalo lagi ngobrol sama pacar, selain karena wawasan mengenai mobil sangat sempit, saya juga nggak bisa nyetir, hehe… iya, gueh belon bisa nyetir. Bedain yang mana pedal rem, kopling,  dan gas aja nggak bisa. Pernah belajar beberapa hari bareng bapak, tapi nggak tahan sama stress yang harus dihadapi di jalan. Kapan mesti nginjek kopling setengah, kapan mesti ngegas kalo tiba-tiba harus berhenti di jalan menanjak. Belum lagi tata cara pindah persneling, boro-boro mindahin persneling, mencari feel keseimbangan yang smooth antara kopling dan gas aja bingung (=.=”).

Aniwey, karena kesetresan dalam tata-cara-mengemudi-mobil-manual-yang-baik-dan-benar, saya pernah berpikir untuk (nantinya, kalo udah bisa) menggunakan mobil matic. Selain katanya nggak ribet injek-injek kopling, persnellingnya juga (katanya) lebih sederhana. Tapi dilemma muncul,

“Matic?! Ntar nggak kuat di tanjakan lho… malah nganceng (stuck) ntar kamu, blablabla…”, tantang ibu.

Maka dari itu diputuskan bahwa latihan mengemudi ditunda dulu sampai batas waktu yang belum ditentukan. (=.=”)

Kok jadi curhat yak?!

Menyambung obrolan bersama pacar mengenai mobil, salah satu jenis mobil idamannya (selain sport car tentunya =.=”) adalah SUV. Selain karena ketangguhan dalam menghadapi segala medan, spesifikasinya juga termasuk desain dan detail yang terlihat kokoh dan gagah. Mungkin terdengar ikut-ikutan, tapi saya pribadi juga suka mandangin, melototin, sampai ngiler kalo ada  mobil dengan kesan maskulin lewat (bukan, bukan truck atau pick up). Dan akan bergumam “wow..” (iyah, gueh mesti bilang ‘WOW”) kalo ternyata yang nyetir adalah perempuan.

Daihatsu pun sepertinya sehati dengan saya, buktinya produsen mobil ini mengeluarkan Terios, mini SUV yang menjawab kebutuhan wanita-penyuka-mobil-gagah-tapi-nggak-bisa-nyetir, aka saya. Betapa tidak, dengan spesifikasi dan fitur SUV yang mantap, mobil ini juga ukurannya pas untuk jalan perkotaan Bali yang kecil dan macet. Selain itu terdapat versi automatic (matic) yang performanya tidak kalah dengan manual. Bisa jadi solusi segala dilemma yang dihadapi oleh wanita-penyuka-mobil-gagah-tapi-nggak-bisa-nyetir yang saya yakin bukan cuma saya, serta orang-orang di luar sana yang menyukai petualangan.

petani kopi Gayo
Denger punya denger, dalam rangka mengkampanyekan: “Daihatsu Terios, Sahabat Petualang”, dilakukanlah Petualangan Terios 7-Wonders yang dimulai 10 – 24 Oktober 2012 yang menempuh jarak sekitar 3.300km. Tim petualang terdiri dari 10 orang dengan tiga unit Daihatsu Terios TX-AT (2 unit) dan Terios MT (1 unit). Misi utama petualangan ini adalah untuk menggugah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia khususnya pulau Sumatera. Dan perjalanan ini merupakan suatu bentuk uji performa Daihatsu Terios dengan beragam medan jalan yang memang merupakan spesifikasi Daihatsu Terios sebagai SUV sejati.

Perjalanan dimulai dari Lampung hingga hingga titik nol kilometer di Sabang. Dan terdapat tujuh spot produsen kopi yang menjadi bagian dari eksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia selama perjalanan, yaitu Liwa (Lampung), Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup –Kepahiang, Mandailing Natal dan Takengon. Selain merangkum semua keindahan alam, juga terdapat aktivitas CSR dengan meberikan bantuan kepada Posyandu binaan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di wilayah Bengkulu dan Medan.

Sepanjang perjalanan, Sumatera menyuguhkan keindahan alam (Danau Ranau, Gunung Seminung, hingga Pantai Panjang), sejarah bangsa (kota tertua: Kota Lahat, rumah Ibu Fatmawati, rumah pengasingan Soekarno hingga museum PLTD Kapal Apung) serta sejarah kopi (perkebunan kopi pertama oleh Belanda), dan tentunya menyuguhkan banyak sekali jenis kopi yang nikmat. Ternyata selain kopi arabika dan robusta standar serta kopi luwak, ada juga yang namanya kopi Gayo Blendeed, kopi beraroma pinang, dan ginseng! Jenis luwak yang bersimbiosis dengan produsen kopi serta cara pengolahan biji kopi pun beragam antar wilayah, dan  inilah yang menyebabkan terdapatnya perbedaan antara cita rasa kopi dari daerah A dengan kopi daerah B, C, D, dan seterusnya. Dan yang membanggakan lagi, kopi Sumatera ini digemari penikmat kopi dari manca negara.
Daihatsu Terios
Membaca jurnal sahabat petualang yang dirangkum dalam blog 7-wonders, saya bisa membayangkan betapa “kerasnya” medan yang harus ditempuh. Mulai dari trek pegunungan yang didominasi tanjakan, jalanan berkelok-kelok dengan tikungan tajam, trek light off road, jalanan tanah berbatu nan becek (nggak ada ojyek), hingga jalan lurus lempeng yang sepi namun berbahaya, kesemuanya berhasil diatasi mini SUV ini.

Dan walaupun telah mengalami petualangan sekelas ninja hatorri (baca: mendaki gunung, lewati lembah) dengan banyak penumpang dan barang dagangannya, eh bawaannya (=.="), performa ketiga Daihatsu Terios tersebut diakui tetap oke hingga akhir perjalanan, dan tentunya sampai tujuan dengan selamat. Walaupun sempat terjadi kecelakaan kecil yang menewaskan semak belukar di pinggir jalan akibat ban slip di jalanan becyek.

Ketangguhan Terios dibuktikan dengan pengakuan sahabat petualang bahwa di sepanjang perjalanan, Terios sempat kejeblos lubang jalan beberapa kali, namun tak ada masalah berarti berkat suspensi yang dimilikinya. Akselerasi di tanjakan atau ketika menyalip kendaraan lain, baik yang memakai girboks matik maupun manual, tetap dirasa bertenaga. Ground clearence Terios tinggi, teruji dan tak mudah mentok, dimana Terios sempat menyeberangi sungai kecil tanpa masalah.

Selain bukti ketangguhannya, terdapat beberapa tips bagi pengendara Terios matik untuk mengatasi medan dengan tanjakan. Ketika tanjakan lumayan terjal agar akselerasi tetap terjaga, posisi shifter digeser ke L. Dan begitu sudah agak landai digeser lagi ke 2 , D-3 dan juga D.

Tips berkendara lainnya: jika rem sedikit bermasalah akibat beberapa kali melewati kubangan lumpur dan air yang membuat disc brake basah sehingga pengereman tak seimbang, untuk sementara dapat diakali dengan ‘memanasi rem’. Caranya adalah dengan menjalankan mobil lalu direm bersamaan menginjak gas selama beberapa kali hingga gejala yang dikeluhkan hilang. Namun perlu diingat untuk melakukan service setelah menemukan bengkel terdekat guna didiagnosis secara benar oleh dokternya mobil, a.k.a. mekanik.

Akhirnya petualangan yang memacu adrenalin ini berakhir di Aceh dengan kemampuan Terios yang masih prima. Inilah yang membuat Daihatasu Terios pantas disebut sebagai mobil sahabat petualang.

Everything at Once

5 comments:

  1. wadoooh, baru buka blogmu ko isinya tentang mobil sih? ma ga ngerti, mending bahas odong2 gitu, hoho...
    hayo vedaaa lancong ke blog ma ada prosa baru, hoho #koas nganggur

    ReplyDelete
  2. terios lumayan eleganlah...

    ini ikut even ya? moga menang...

    ReplyDelete
  3. kursus aja dulu nyetir. Gampang kok. Mbok dulu cuman seminggu kursus, langsung tancap gas deh, ke singaraja.. heheheh *jiwa koboy*
    Kadang kalo pacar, atau keluarga yg ngajari kebanyakan emosi jiwa.. kkwkwkwkwk

    ReplyDelete
  4. Amazing artikel…. Semoga saya bisa praktekan tipsnya dan berhasil

    ReplyDelete

Related Posts with Thumbnails