Maksudnya ‘aksen’ adalah ‘Methok’nya Bali, kalo Jawa kan medhok. Hehe.. coba saja perhatikan (kebanyakan dan nggak semua) orang Bali kalo ngomong bahasa Indonesia, fokuskan ke huruf ‘T’, dan mengertilah Anda kenapa keboo namain methok. Tapi nggak seperti yang di sinetron atau film yang ceritanya ada orang Bali, itu sih terlau maksa methoknya.
Selain methok, masing-masing daerah Bali sebenarnya memiliki variasi aksen yang unik. Mau tahu cara membandingkannya? Pergilah ke pasar tradisional masing-masing daerah, dan Anda akan mendengarkan perbedaannya. Trust me, it works!
Membuat postingan kelentang, keboo jadi inget kesangsian orang-orang terhadap daerah asal keboo.
Misalnya waktu keboo masuk SMA, keboo pindah dari sebuah kota kecil menuju Denpasar. Salah satu temen baru keboo bilang, “Kamu beneran dari Klungkung? Kok nggak ada logatnya sih? Tuh si Ajung aja kedengeran sekali logatnya, kalian katanya satu SMP! Kok kamu kayak dari kota besar?!”
Jiegh… berasa jadi artis ibukota… *jitak*
Contoh lainnya waktu keboo jenguk Ncenk di RS, kebetulan ada keluarganya dan salah satu tantenya ada yang nanya gini, ”Adik dari mana? Dari Bali kan?”. Ncenk ketawa aja dengernya. Huh!
Sebenernya masih banyak contoh lain, misalnya waktu keboo beli es puter pada pedagang keliling. Dan keboo cuma bilang gini, ”Esnya satu dibungkus ya, mas”. Dan ketika pedagang hampir selesai membungkusnya, dia tiba-tiba nanya gini, ”Dari Jawa mana, mbak?”
Grrrrrrr.......
*****
Suatu hari, ceritanya keboo lagi ngidam rujak dan kebetulan ada pedagang rujak keliling. Keboo menyetopnya dan bilang, ”Rujaknya satu, dibungkus, buahnya campur aja ya, mas”.
Seperti yang bisa ditebak, terjadilah percakapan gila itu.
Penjual Rujak: ”liburan nggak pulang ke Jawa, mbak?”
Keboo : krik... Kenapa lagi-lagi sih??... grrrrrr..., ”eh, apa mas?” (pura-pura nggak denger)
PR : ”liburan nggak pulang ke Jawa, mbak?”
K : karena kesel, keboo ikutin aja pertanyaannya,”oh, nggak mas. Masih kuliah”
PR : ”kuliahnya di kampus jalan besar depan ini ya mbak?”
K : ”iya...”
PR : ”asalnya jawa mana?”
Nah lho.... udah bohong… mau dilanjutin???
Keboo bingung, dan terlintas di ingatan keboo, si Dian, temen keboo yang asalnya dari Bali tapi rumahnya di Jawa.
K : ”Dari... dari Jember, mas”
Seperti komedi situasi, percakapan mulai bikin keboo keluar keriget dingin sebiji jagung.
PR : ”Wah, sama mbak, saya juga dari Jember.(jegueeeerrr... petir di siang bolong) Rumahnya di mana? Kalau saya di @#$%^&*”
ilustrasi dicopas dari: kaskus.us/showthread.php?t=2227211
K : (waduh gawat, udah kepalang basah, dengan ngarang abis keboo pun hanya mengingat UNEJ), ”Di deket UNEJ, hehe”
PR: “Wah, saya dulu pernah jualan di deket kampus itu, lho. (jegueeerrr... petir kedua nyamber lagi) Tapi jadinya pindah ke Bali sini..”
K : “hohoho“
PR: “Di jalan mana mbak?“
Jangan-jangan nih tukang rujak udah tahu keboo bohong, jadi dia ngerjain. Hiks hiks...
Tapi nggak mau kalah, keboo ngarang dengan pasrah.
K : “Di daerah belakang kampus gitu deh, mas“
PR: ”Ooh, berarti di jalan Sudirman ya??”
K : ”Eeee.. di sekitar situ dah, mas”
Hiks hiks... dalam hati keboo pengen banget ini semua cepet berakhir, soalnya Keboo udah takut ditanya-tanya lagi, belum pernah ke Jember sih. Tapi syukur, rujaknya sudah selesai dibungkus dan setelah bayar, keboo langsung ngabur…
Sambil makan rujak tadi dengan lahap, keboo sms Dian:
"Di, maafkan aku mencuri identitasmu"
Nggak berapa lama si Dian jawab sms keboo:
"Kenapa? Aku nggak ngerti"
"Aku ngaku dari Jember ke tukang rujak, plus punya rumah d belakang UNEJ. beneran y nama jalannya jl. Sudirman?"
"Jiaahhh..."
Maafkan aku pak penjual rujak, keboo hanya kesel terus-terusan ditanya gitu… huhu..
Kepada anak UNEJ, bener nggak di sekitar kampusnya ada jalan namanya jalan sudirman?
Pesan moral: kebohongan hanya akan menggiringmu ke kebohongan lainnya.
Tips: kalo bohong, gunakan imajinasiong untuk mengarang kisah bohong lebih lanjut.
Peringatan: don’t try this at home! Apalagi kalo kamu nggak bisa bohong. Bila rasa bersalah mendalem dan ketek bau asem berlanjut, kabur secepatnya dan akhiri percakapan Anda!