1. dari SMA sampe kuliah, keboo ada di Denpasar, ngekos, dan ibu ada di rumah.
2. keboo takut darah, jadi kalaupun ada persalinan, keboo menolak untuk ikut menjadi saksi.
Iya, keboo masih takut sama darah, and I’m not proud of that. Tunggu sebentar, ‘takut’ bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Tepatnya keboo merasa ngeri, mual, mau pingsan kalo ngeliat darah yang sedang mengalir dari bagian tubuh manusia. Kalo darah hasil donor atau ceceran darah di lantai sih keboo nggak takut (rasionalisasi!! ^^). Kenapa bisa gitu? Mungkin lain kesempatan keboo ceritain.
Sekitar pukul 3 sore, erangan calon ibu tadi mulai terdengar lebih intens, dan keboo tahu ini saatnya: Proses persalinan sebenarnya.
“Diah, ikut?”, ibu menawarkan kesempatan untuk melihat proses persalinan. Beliau baru saja mengambil alat bedah yang dibawa di tangan kiri dan handschoen telah terpasang di tangan kanannya.
“Enggak ah.. ”, tapi dalam hati sebenarnya keboo ingin lihat.
Lalu ibu berlalu menuju ruang persalinan. Dan keboo di ruang tengah, masih berkompromi dengan diri sendiri.
Ikut liat nggak ya? Kalo ikut, harus siap hati dan mental serta fisik. Siap tempat tidur juga, kalau-kalau aku tiba-tiba pingsan. Tapi pengen banget liat, siapa tahu nambah ilmu. Lagian beberapa waktu lalu juga pernah ‘nonton’, dan nggak pingsan. Hh… dilemma.
“Eh, diah. Semester berapa sekarang?”, si bidan muda bertanya dengan ramah waktu keboo melongokan kepala ke pintu ruang persalinan.
“Semester 7…”
Dan keboo melihat pemandangan itu (lagi): seorang ibu muda setengah telanjang sedang meringis kesakitan. Di sampingnya, laki-laki yang juga muda sedang menggenggam tangan si ibu sambil mengelus kepala dan membisikkan ‘Tabah ya..’ ke calon ibu itu.
Damn, it is too sweet moment.
“Kerasa kontraksinya?”, ibu bertanya ramah ke si calon ibu.
“Sakit, bu…”, erang si calon ibu.
“Iya, nggak apa-apa. Sakitnya bentar aja kok.. Kakinya dinaikkin ya, terus pengang kayak gini”, ibu mengarahkan posisi si calon ibu. I know you know that kindda position: bayangkan Anda tidur telentang, kaki di bawa ke arah kepala, dan masing-masing tangan memegangi belakang lutut. Posisi yang mempermudah pendorongan bayi keluar.
“Ngeden kayak mau poop, biar bayinya bisa keluar ya… Nah, kayak gitu..”, ibu kembali mengarahkan.
“Kerasa bu..!”, si calon ibu mempererat pegangan ke lututnya. “Eeemmmhhhh….”.
Ubun-ubun si bayi mulai keliatan, dan kecil banget. Keboo bayangin sekecil apa bayinya, kalo ubun-ubunnya aja sebegitu. Then how does the baby get birth via that tinny lil’ well, (ehm) passage? Ini keajaiban alam, aku mempercayainya!
“Ayo ibu, sedikit lagi…”, ibu menyemangati lagi (eh?! ‘sedikit lagi’ ?! Padahal baru ubun-ubun doang yang nongol, jalan masih panjang. Hehe…)
“Ergh!!”, si calon ibu mendesah lalu mengambil nafas cepat.
Kejadian tadi berulang beberapa kali, but still, masih ubun-ubun aja yang kelihatan. Lalu ibu memberi tanda ke bidan muda untuk mengambil tindakan. Dan naga-naganya keboo tahu ini mau diapain. Hiks.. keboo harus segera keluar dari arena pergulatan hidup-dan-mati-si-calon-ibu ini. Karena keboo nggak akan kuat ngeliatnya (keboo biasanya keluar kalo ini akan dilakukan), tapi sesuatu dalam diri keboo bilang untuk stay struggle! I can pass this! Ya keboo berusaha stay cool, and it was work! I see that procedure of *p*si*t*m*. (banyak sensornya.. arghhh…. T.T)
“Ahhh.. ibu.. lagi!!!”, kembali kontraksi itu terjadi ke si calon ibu. Kali ini kontraksi sangat panjang dan kuat. Dan entah karena efek *p*si*t*m* atau memang sudah waktunya, akhirnya kepala sang bayi nongol, tinggal menarik bahu dan badan. FYI, proses kelahiran tersulit pertama adalah melahirkan kepala, kedua: bahu, karena kedua struktur tadi yang terbilang paling besar dari anatomi bayi.
Btw, sampai sini si bayi nggak nangis, wajahnya seperti bayi yang sedang tidur, so cute… Lalu si bidan muda mencoba mengeluarkan badan bayi, tapi belum berhasil.
“Sini coba..”, ibu mengambil alih dan memegang kepala si bayi, dan dengan tarikan halus, badan dan kaki si bayi mungil ganteng itu keluar dengan mulus. Iya, bayi laki-laki yang langsung menangis begitu berhasil dikeluarkan oleh ibu.
“owaaaa… owaaaaa…”, lucu banget!
Setelah tali pusar berhasil dipotong, si bayi diserahkan ke keboo untuk dilap dan dibungkus agar si bayi nggak kedinginan.
Di sini emang keboo seneng banget liat bayi nangis dan menginginkan susu ibunya, tapi si bayi harus bersabar, karena si ibu masih harus menjalani beberapa proses lain..
“Tunggu ya, sebentar lagi kamu dapet susu kok..”, keboo ngomong ke bayinya kayak orang gila, tapi tetep nangis aja tuh bayi.
Trus, si bayi mengeluarkan air mata (iya! Beneran air mata, walau cuma seuprit), karena ia akan segera membuka matanya untuk melihat dunia. Lucu banget waktu si bayi ngedip-ngedipin mata besarnya dan menutupnya lagi karena terlalu silau (mungkin). Sooo cute! Dan keboo bangga, karena keboolah orang pertama yang dilihat si bayi hehehe… *bletak!!
Sampai sini keboo masih bisa nahan gejolak yang ada, fyuh… Tapi kesalahan fatal terjadi, keboo berbalik memandang si-calon-ibu-yang-sudah-resmi-jadi-ibu yang sedang dibersihkan rahimnya dari sisa ari-ari lalu menjalani proses lain. D*amn it!! Keboo ngeliat… darah keluar dari luka itu.
Tangan dan kaki keboo mulai terasa dingin dan lambung ini mual.
Tenang-tenang, aku hampir berhasil.. tahan lagi bentar.. Liat bayinya aja..
Untuk beberapa menit trik lihat-aja-si-bayi-yang-imut berhasil, tapi kemudian keboo sadar dari tadi ada aroma aneh yang sekarang bikin pusing : ketuban. Kyaa… makin lama- rasanya mata makin berkunang-kunang, mual makin menjadi, kepala dan kaki terasa ringan.. Tuhan.. apa dosa hamba?! (banyak!!!)
Keboo pun memutuskan keluar dari ruang bahagia itu dan pergi ke kamar tidur ibu. Sekilas keboo lihat di cermin, bibir keboo pucat. Lalu merebahkan badan di tempat tidur. Tuhan, untung nggak sampai keluar keringat dingin seperti biasanya, bisa malu keboo ketauan nggak kuat gini sama pasiennya.
“Bobo, di atas aja…”, bapak yang sedari tadi bobo siang menginstruksikan seperti biasa kalo keboo atau hendra mau bobo di tempat tidur ortu.
“Ntar pak. Just give me a lil’ time.. hhhh….”, I took a deep-fast breath.. yeah. I almost did it.
PS:
1. Tuhan, semoga kalo keboo melahirkan, akan lancar dan semua selamat.
2. Tuhan, keboo mau ‘sembuh’ dari perasaan ini, kuatkan keboo! Yeah!
3. keboo mual selama 2 jam, fyuh…
4. selamat buat keluarga tadi.. dapet anak cowok ganteng, ibu dan anak selamat dan sehat.
5. semangat!!!
6. maaf postingan rada panjang dan nggak beraturan, hehe
2. keboo takut darah, jadi kalaupun ada persalinan, keboo menolak untuk ikut menjadi saksi.
Iya, keboo masih takut sama darah, and I’m not proud of that. Tunggu sebentar, ‘takut’ bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Tepatnya keboo merasa ngeri, mual, mau pingsan kalo ngeliat darah yang sedang mengalir dari bagian tubuh manusia. Kalo darah hasil donor atau ceceran darah di lantai sih keboo nggak takut (rasionalisasi!! ^^). Kenapa bisa gitu? Mungkin lain kesempatan keboo ceritain.
*****
Lalu hari ini, seorang calon ibu muda sedang berbaring menahan sakit akibat kontraksi rahimnya di kamar praktik ibu. Seorang bidan muda lain pun sedari tadi (sejak pukul 11 siang) sudah memantau kondisi si ibu. Dan keboo? Duduk di depan laptop, nonton Hachiko. Dalam hati ingin rasanya ikut membantu, namun apadaya kengerian terhadap darah lebih besar.Sekitar pukul 3 sore, erangan calon ibu tadi mulai terdengar lebih intens, dan keboo tahu ini saatnya: Proses persalinan sebenarnya.
“Diah, ikut?”, ibu menawarkan kesempatan untuk melihat proses persalinan. Beliau baru saja mengambil alat bedah yang dibawa di tangan kiri dan handschoen telah terpasang di tangan kanannya.
“Enggak ah.. ”, tapi dalam hati sebenarnya keboo ingin lihat.
Lalu ibu berlalu menuju ruang persalinan. Dan keboo di ruang tengah, masih berkompromi dengan diri sendiri.
Ikut liat nggak ya? Kalo ikut, harus siap hati dan mental serta fisik. Siap tempat tidur juga, kalau-kalau aku tiba-tiba pingsan. Tapi pengen banget liat, siapa tahu nambah ilmu. Lagian beberapa waktu lalu juga pernah ‘nonton’, dan nggak pingsan. Hh… dilemma.
*****
“Eh, diah. Semester berapa sekarang?”, si bidan muda bertanya dengan ramah waktu keboo melongokan kepala ke pintu ruang persalinan.
“Semester 7…”
Dan keboo melihat pemandangan itu (lagi): seorang ibu muda setengah telanjang sedang meringis kesakitan. Di sampingnya, laki-laki yang juga muda sedang menggenggam tangan si ibu sambil mengelus kepala dan membisikkan ‘Tabah ya..’ ke calon ibu itu.
Damn, it is too sweet moment.
“Kerasa kontraksinya?”, ibu bertanya ramah ke si calon ibu.
“Sakit, bu…”, erang si calon ibu.
“Iya, nggak apa-apa. Sakitnya bentar aja kok.. Kakinya dinaikkin ya, terus pengang kayak gini”, ibu mengarahkan posisi si calon ibu. I know you know that kindda position: bayangkan Anda tidur telentang, kaki di bawa ke arah kepala, dan masing-masing tangan memegangi belakang lutut. Posisi yang mempermudah pendorongan bayi keluar.
“Ngeden kayak mau poop, biar bayinya bisa keluar ya… Nah, kayak gitu..”, ibu kembali mengarahkan.
“Kerasa bu..!”, si calon ibu mempererat pegangan ke lututnya. “Eeemmmhhhh….”.
*****
Ubun-ubun si bayi mulai keliatan, dan kecil banget. Keboo bayangin sekecil apa bayinya, kalo ubun-ubunnya aja sebegitu. Then how does the baby get birth via that tinny lil’ well, (ehm) passage? Ini keajaiban alam, aku mempercayainya!
“Ayo ibu, sedikit lagi…”, ibu menyemangati lagi (eh?! ‘sedikit lagi’ ?! Padahal baru ubun-ubun doang yang nongol, jalan masih panjang. Hehe…)
“Ergh!!”, si calon ibu mendesah lalu mengambil nafas cepat.
Kejadian tadi berulang beberapa kali, but still, masih ubun-ubun aja yang kelihatan. Lalu ibu memberi tanda ke bidan muda untuk mengambil tindakan. Dan naga-naganya keboo tahu ini mau diapain. Hiks.. keboo harus segera keluar dari arena pergulatan hidup-dan-mati-si-calon-ibu ini. Karena keboo nggak akan kuat ngeliatnya (keboo biasanya keluar kalo ini akan dilakukan), tapi sesuatu dalam diri keboo bilang untuk stay struggle! I can pass this! Ya keboo berusaha stay cool, and it was work! I see that procedure of *p*si*t*m*. (banyak sensornya.. arghhh…. T.T)
“Ahhh.. ibu.. lagi!!!”, kembali kontraksi itu terjadi ke si calon ibu. Kali ini kontraksi sangat panjang dan kuat. Dan entah karena efek *p*si*t*m* atau memang sudah waktunya, akhirnya kepala sang bayi nongol, tinggal menarik bahu dan badan. FYI, proses kelahiran tersulit pertama adalah melahirkan kepala, kedua: bahu, karena kedua struktur tadi yang terbilang paling besar dari anatomi bayi.
Btw, sampai sini si bayi nggak nangis, wajahnya seperti bayi yang sedang tidur, so cute… Lalu si bidan muda mencoba mengeluarkan badan bayi, tapi belum berhasil.
“Sini coba..”, ibu mengambil alih dan memegang kepala si bayi, dan dengan tarikan halus, badan dan kaki si bayi mungil ganteng itu keluar dengan mulus. Iya, bayi laki-laki yang langsung menangis begitu berhasil dikeluarkan oleh ibu.
“owaaaa… owaaaaa…”, lucu banget!
Setelah tali pusar berhasil dipotong, si bayi diserahkan ke keboo untuk dilap dan dibungkus agar si bayi nggak kedinginan.
Di sini emang keboo seneng banget liat bayi nangis dan menginginkan susu ibunya, tapi si bayi harus bersabar, karena si ibu masih harus menjalani beberapa proses lain..
“Tunggu ya, sebentar lagi kamu dapet susu kok..”, keboo ngomong ke bayinya kayak orang gila, tapi tetep nangis aja tuh bayi.
Trus, si bayi mengeluarkan air mata (iya! Beneran air mata, walau cuma seuprit), karena ia akan segera membuka matanya untuk melihat dunia. Lucu banget waktu si bayi ngedip-ngedipin mata besarnya dan menutupnya lagi karena terlalu silau (mungkin). Sooo cute! Dan keboo bangga, karena keboolah orang pertama yang dilihat si bayi hehehe… *bletak!!
Sampai sini keboo masih bisa nahan gejolak yang ada, fyuh… Tapi kesalahan fatal terjadi, keboo berbalik memandang si-calon-ibu-yang-sudah-resmi-jadi-ibu yang sedang dibersihkan rahimnya dari sisa ari-ari lalu menjalani proses lain. D*amn it!! Keboo ngeliat… darah keluar dari luka itu.
Tangan dan kaki keboo mulai terasa dingin dan lambung ini mual.
Tenang-tenang, aku hampir berhasil.. tahan lagi bentar.. Liat bayinya aja..
Untuk beberapa menit trik lihat-aja-si-bayi-yang-imut berhasil, tapi kemudian keboo sadar dari tadi ada aroma aneh yang sekarang bikin pusing : ketuban. Kyaa… makin lama- rasanya mata makin berkunang-kunang, mual makin menjadi, kepala dan kaki terasa ringan.. Tuhan.. apa dosa hamba?! (banyak!!!)
Keboo pun memutuskan keluar dari ruang bahagia itu dan pergi ke kamar tidur ibu. Sekilas keboo lihat di cermin, bibir keboo pucat. Lalu merebahkan badan di tempat tidur. Tuhan, untung nggak sampai keluar keringat dingin seperti biasanya, bisa malu keboo ketauan nggak kuat gini sama pasiennya.
“Bobo, di atas aja…”, bapak yang sedari tadi bobo siang menginstruksikan seperti biasa kalo keboo atau hendra mau bobo di tempat tidur ortu.
“Ntar pak. Just give me a lil’ time.. hhhh….”, I took a deep-fast breath.. yeah. I almost did it.
PS:
1. Tuhan, semoga kalo keboo melahirkan, akan lancar dan semua selamat.
2. Tuhan, keboo mau ‘sembuh’ dari perasaan ini, kuatkan keboo! Yeah!
3. keboo mual selama 2 jam, fyuh…
4. selamat buat keluarga tadi.. dapet anak cowok ganteng, ibu dan anak selamat dan sehat.
5. semangat!!!
6. maaf postingan rada panjang dan nggak beraturan, hehe
kapan ya punya dedek kecil ......?
ReplyDeletehe he he
pengalaman yang sangat luar biasa ya...
ReplyDeleteaku cma ngliat di sinetron kalo itu...
^^
wah selamat akhirnya berani walau sempet mual juga ^^
ReplyDeletesemoga apa yang Mbak cita-citakan dapat terkabuL.
ReplyDeletemembaca proses persaLinan tersebut, saya jadi teringat sekitar 4 buLan LaLu kakak ipar saya menjaLani proses persaLinan yang (mungkin) kondisi kontraksinya demikian panjang. kami sekeLuarga sempat was-was terjadi apa-apa, tapi akhirnya proses persaLinan dapat berjaLan Lancar, waLaupun memakan waktu yang cukup panjang.
seteLah saya boLeh meLihat keponakan saya, ternyata ganteng banget (enggak kayak Om nya, hehehe) dengan panjang 53 Cm dan berat 3 Kg. panjang banget yah, jari-jarinya seperti kepiting Lucu banget deh.
sekarang keponakan saya sudah berusai 4 buLan dengan berat 8 Kg dan panjangnya Lupa (pokonya semakin panjang deh), katanya sih termasuk daLam kategori ukuran jumbo. karena berat dan panjang yang demikian sudah enggak bisa Lagi menggunakan baju bayi seusianya.
kerenkan keponakan saya, pokoknya Lucu banget deh dia suka ngangenain kayak Om nya yang enggak ganteng. hehehe...
Lho koq maLah jadi curhat sih, Lebih enggak nyambung Lagi nih. maaf yah, hehehe...
aku juga ga beraniiii aku pusing liat darah. tapi gimana kalo aku yang lahiran ya? --"
ReplyDeletewah, aku ngeri banget deh kalo ngeliat spt itu. bisa pingsan. kamu masih mending gak pingsan dari awal.
ReplyDeletesekalipun panjang,tapi Puas bo bacanya,, hahah asli,mengerikan,plus terharu bacanya, sempet sempet membayangkan kepala bayi keluar dari miss V.. aduuuh... SENSOR.
ReplyDeleteiya bo,, semoga, dirimu dan istriku kelak, di permudah dalam melahirakanya..
sempet specles loh tadi pas buka blogmu.. ada sesosok entah apa jenisnya sedang berdiri centil merusak pemandangnan blog ini.. hehehe tamplatmu,, ganti lagi yaaah..
Aduuhh maaf, kesombonganku yang terkadang meningkat ,telah membuatku jarang berkunjung ke rumah teman teman.
wow, what a precious experience!
ReplyDeletekalo aku bukan ngeri sama darah, tapi sama kupu2. *lho? apa hubungannya?!* ;p
kalo liat langsung mungkin efeknya beda dengan imajenasikita ya ve ^_^
ReplyDeletesemoga kalau keboo melahirkan, semua akan lancar dan selamat,amiin
ReplyDeleteaku juga pusing kalo liat darah.
ReplyDeleteanyway, baca ini jadi takut nanti kalo jadi ibu. proses melahirkannya itu. huh! ga bsa membayangkan.
salam kenal :)
ah, dijalanin aja. itu kan proses alam yang musti dijalanin. :)
ReplyDelete*Kek Mbo Gek looo.. santai.. santai.. Harus positive thinking!
Apapun yang terjadi nanti, rasa sakit pasti ga sebanding dengan rasa bahagianya..
Rasa sakit itu hanya... 0,1 persen terasanya setelah ada adek..
*percaya deh..
*padahal belum juga melahirkan.. hehhee
cheers!
*ketik aja "episotomi" neng, ga semua orang tau bahasa kedokteran itu.. kasian disensor, yang tidak jelas jadi makin blur. hehe. piss.
kyaa.. mrinding bacanya =.=
ReplyDeleteoh yah, tadi pagi hamster aku melahirkan (O.o)
tapi, karna ini anak pertamanya dia, dan dia masih g punya bakat jadi ibu, anaknya banyak yg mati
T____________T
HUAAAAAAAAAAAAAAA
klo saya belum pernah liat orang ngelahirin secara live, ga' bisa ngebayangin,
ReplyDeletesemoga apa yang keboo inginkan terwujud dan tentang phobia, hmmm apa ya, mungkin semua orang memilikinya
jangannn.. pake epidural itu justru lebih banyak efek sampingnya..
ReplyDeletekalo masih parno.. seperti nasihatmu.
Perbanyaklah.. jalan kaki,
senam hamil teratur, yoga, positive thinking, dan yang jelas.. doa dounk.. :)
Moga ga terlalu takut yak?
*suamiku kadang heran liat aku dan selalu bangga2in aku dengan bilang..
"Itu lo, kayak istriku, hamil anak pertama, tapi santainya minta ampun!" qiiqiqiiqiq
Kuncinya : Buku panduan adalah jendela dunia. Maka banyak2lah baca buku!
wah ini calon dokter takut darah hehehe, tapi emang sulit ngobati "penyakit" itu butuh kekuatan supergirl kalau mau sembuh :)
ReplyDeleteKeboo... aku merinding niiih baca postingannya. Huhuhu, aku emang selalu parno sama segala hal yg berhubungan sama kehamilan maupun persalinan. Haduh, gmn kalau nanti aku hamil ya (firasat buruk).
ReplyDeleteKamu ganti header ya? Baguuusss...lucu :) fotonya ko beda banget ya sama foto yg muncul klo kamu ninggalin komen. Disana fotonya rambut kamu kriting, disini lurus, hayooo dilurusin yaaaa ;)
duh...
ReplyDeletekalo melahirkan sih akau dah banyak kali
nggak bisa diitung lagi
dari yang normal,
placenta di bawah, letak sungsang sampe yang harus operasi caesar
semuanya dah pernah dijalanin
nolong orang maksudnya
hehehe
serem yah berat juga jadi ibu
ReplyDeleteteruhan nyawa >_<
pengalaman yang cukup menegangkan....... keren dh kuat ngeliat gtuan....... semoga anda jadi lebih berpngalaman nantinya setelah ngeliat gtuan... :D
ReplyDeleteeh keboo casing blognya baru yaa ^___^
ReplyDeleteciee ada fotonya loh cuit cuitt
aduh ak takut kalo ngeliat orang melahirkan ngilu rasanya
tp mau gak mau nanti jg ak merasakannya :(
tapi kita harus sering ngeliat gituan biar belajar ngerti kalo jadi ibu itu susah :p
ReplyDeletewah
ReplyDeletejadi pengen liat juga
kamu hebat keboooooo udah bisa bertahan sejauh itu :D
semoga klo ntar kita melahirkan, diberi kemudahan dan selamat, anak kita jugaaaaaa
amin :D
bo...
ReplyDeletekok komen yulia gak muncul?
hiks padahal udah di komen dengan semangat
eh ada kebo, salam kenal :D
ReplyDeletekyaaaa!!! blognya veda rameeeee.... ramein blog ma juga yax... oya, ko bisa tkt darah ved?
ReplyDeletewalah..
ReplyDeletesaya jadi pusing membayangkan nemenin orang melahirkan.. =_=
nah lo, keboo siap2 juga biar nggak kaget ntar ,hehehe
ReplyDeletegek calon bidan kah?
ReplyDeletewahwah, calon bidan harus berani sama darah nah..
aku sih gak bakal berani disuruh ngeliatin orang yang melahirkan >.<
aih aih aih, ngeri bener, baca ini aja udah takut, >.<
selamat hari Jumat, gek
semoga hari ini menyenangkan :D
HAPPY WEEKEND!
takut darah juga..
ReplyDelete:'(
begitulah pengorbanan seorang ibu untuk putra²nya nyawa menjadi taruhannya,
ReplyDeletesemoga saja semua wanita, ibu didunia ini selalu menjadi manusia yang dikasih sayangi anak²nya atas segala perjuangannya
Sukses Slalu!
hello keboo cutes, pa kabarnya,,
ReplyDeletenice neh ceritanya,,,,
tetap semangat yach
bye..
[lam ga mampir, maaf yach]
<<untung bukan cewek...
ReplyDeleteibu.... T_T
kebo melahirkan dimana yach, hehe :D
ReplyDeletePs: oiya, nama eventnya posting kolaborasi setiap tanggal 1 awal bulan.
ReplyDeletemelahirkan bagi perempuan termasuk jihad loh.. anyway semua rasa sakit akan terbayar lunas ketika melihat bayi terlahir sehat (said my wife).. salam kenal kebokyut :)
ReplyDeleteBerguru pada mbok Gek yang sudah pengalaman melahirkan, maka yang diperlukan Just Relax
ReplyDeletehuhuhu kaya aku ngerti aja..
heran deh, ibu2 pada ngga kapok ya..
Ceritamu panjang, tapi cukup mengharukan
jadi inget ibu, yang sering tak buat repot
tapi ngga pernah marah :D
Boo...namamu Diah ya?
hihihi...kok sama ya? panggilanku di skul Dyah lho
kamu tahu ngga kebo.. aku paling takut sama darah juga.. tiap disuntik pasti pingsan, dan ngga bisa bayangin kalao melahirkan gimana rasanya, pasti sakit bangett.. aku ngga bisa bayangin,,
ReplyDeletehiks hiks.. :(
jadi terharu baca critanya....
ReplyDeletehuh ternyata berat jga ya perjuangan ibu saat melahirkan kita2 ini,dan perjuangn ibu pun blum usai smpai di sni krna msh harus mmbesrkan dan mndidik kita, mkny jngn sampek kita smua mnyakiti ibu ya,....