Bakat Berbahasa-nothing to say

Pernahkah Anda kecolongan karena sok tahu????

Kalo saya pernah. Sering malah! Mungkin karena hobi keboo adalah ber-sok-tahu-ria.

Dan masa-masa SD & SMP adalah puncak gairah sok-tahu keboo. Diasumsikan bahwa masuk dalam ranking 3 besar saat itulah salah satu penyebabnya, hal ini mengakibatkan kegengsian bertambah sehingga malu kalo ketahuan punya wawasan yang sempit, hwehehe. Penyebab lainnya: emang bakat dari orok kayaknya. Duh...

pic from http://timbeck.livejournal.com/559023.html

Ke-sok-tahuan ini terutama dalam bahasa Inggris. Sering menemukan kalimat berbahasa Inggris yang tidak sesuai kaidah di dalam blog ini? Kalo sering baca postingan keboo pasti sering juga nemu. Itu hanya sebagian kecil ke-sotoy-an keboo dalam bidang ini. *banyak salah kok bangga?!

Kembali ke laptop. Keboo heran, anak-anak jaman sekarang pada fasih berbahasa Inggris, bahkan keboo sering liat anak kecil, kayaknya masih TK, lagi ngerengek-rengek minta dibeliin buku cerita bergambar di Gramedia Galeria dalam bahasa Inggris.”Mom... where are you?!!”, si anak celingukan nyari ibunya.“I’m here”, seorang ibu, cantik dan terlihat modern menyahut.
“Mommy.. I want to buy this book…”
“No, it has no knowledge! See kakak, she choose book about sports.”
“But, I want batman, mom!!!”, si anak mule sarap.

Busyeet.. tu budak dikasi makan apa ya sama ortunya? Kamus besar bahasa inggris kali! Lain banget sama kehidupan masa kecil keboo dulu, jangankan bahasa Inggris, bahasa daerah sendiri (Bali) aja nggak bisa! Jadilah dulu keboo selalu mengandalkan teman, alias nyontek dalam pelajaran bahasa asing.

*******

Waktu kelas 3 SD, temen-temen pada rame ikut les bahasa Inggris, tapi keboo nggak tertarik. Karena selain harus bayar (uda bakat pelit dari kecil! Weleh weleh..), waktu bermain keboo juga bisa berkurang kalo keboo ikutan les. Jadi, strategi keboo biar bisa dapet ilmu tapi nggak ada pengorbanan adalah minjem catatan anak-anak yang ikut les.

Misalnya waktu mereka belajar melafalkan abjad dalam bahasa Inggris, keboo salin catatannya sambil nanya-nanya. Keboo inget, bentuk catatannya seperti ini:A = ei
B = bi
C = si
....
W = dabelyu
X = eks
Y = way
Z = zed
”Gusti Ayu, kok huruf ‘w’ dibacanya bukan ‘wi’ tapi ‘dabelyu’? Huruf vokal, ‘h’, ‘q’, ‘y’ juga dibacanya aneh!”, keboo bertanya setengah protes ke salah satu korban pemalakan catatan bahasa Inggris.

”Wah, nggak tahu, katanya emang gitu cara bacanya.”
”Orang Inggris tu aneh-aneh aja! Padahal huruf konsonan yang lain tinggal tambah ’i’ di belakangnya atau ’e’ di depannya! Ckckck...” *bletakkk

Baru sekarang keboo tahu kalo huruf ‘w’tu mirip huruf ‘u’ yang bergandengan. Kalo ‘u’ dibaca ‘yu’, berarti ‘w’ dibaca dabelyu (double u). ^.^

*****

Kedodolan ini makin parah waktu keboo duduk di kelas 4 SD, di mana secara resmi kami mendapat pelajaran bahasa inggris. Karena merasa excited, semua kosakata keboo hafalin abisbis, meskipun cara bacanya masih ngawur. Sayangnya, hafalan keboo terhadap vocab tidak dibarengi jalannya logika dalam berbahasa.
Suatu saat keboo dapat PR mengenai simple question, tapi PR-nya tentang jawabannya. Misalnya ‘Yes, she is’ atau ‘No, they aren’t’. Keboo pun kelimpungan karena memang belum mengerti, dan jurus nyontek PR teman pun dilancarkan. Sehingga pagi itu saya dan beberapa orang temen menyerbu jawaban mereka – anak-anak yang ikut les.

Dengan tidak semena-mena kami menyalin setiap jawaban:
1. yes, she is
2. no, he isn’t3. no, it isn’t.
4. ….

Nah, si tengah proses penyalinan ini keboo mendapat ide brilian:
Kalo aku salin semua sama persis, pasti ketauan pak guru aku nyontek. Apalagi yang nyontekin jawaban ini ada banyak orang. Kan malu nyontek PR padahal aku masuk 3 besar! (cuih!!! hehe) Aha! Variasiin aja jawabannya! Yes! I found the way to camouflage it.

Tiba saat pemeriksaan jawaban, temen-temen pada girang karena dapet 10. Lalu keboo? Cuma dapet 6!
Apa?! Kenapa 6?! Padahal tadi nyonteknya barengan! Protes aja kali yak? Sebel! Protes keboo.

”Ve, kamu dapet berapa?”, tanya temen keboo yang tadi jadi korban pencontekan.
”6..”, jawab keboo pasrah.
”Lho, kok 6?! Udah disalin semua kan tadi?”
”Udah sih. Apanya yang salah ya?”
”Mana, coba dibandingin. Kalo ternyata jawaban kita sama, protes aja”

Lalu sejenak kami membandingkan nomor demi nomor.

”Lho Ve, kok kamu buatnya gini? ’Yes, he isn’t’, yang bener kan ’Yes, he is’. Trus ini ’no, they are’, kan ’No, they aren’t’!”
”Lha, emang apa beda ’is’ sama ’isn’t’? berpengaruh ya?”, tanya keboo polos.
”Beda lah... ’Isn’t’ itu ’is not’! jadi nggak sesuai, depannya positif tapi belakangnya negative. Pantes disalahin sama pak guru…”
“ooooo… gitu to..hehehe” *nyengir kuda

Malemnya keboo belajar keras…..