Friday, January 15, 2010

Di mana budaya antre kita???

Kalau bicara soal budaya, kita tidak akan hanya tersangkut pada material berbau tradisional seperti tarian, kerajinan tangan, musik dan bentuk budaya dalam arti sempit lainnya. Karena tanpa kita sadari, hal-hal menyangkut kebiasaan, pemikiran, dan sikap yang berakar dan lestari di masyarakat tertentu pun merupakan suatu kebudayaan, namun dapat dikatakan sebagai pengertian yang lebih luas.

Nah, dari pengertian tadi, maka semua tingkah polah rakyat Indonesia yang sampai saat ini lestari dan terus berkembang merupakan kebudayaan. Jadi jangan heran bila beberapa tahun ke depan, korupsi maupun mencontek akan menjadi suatu budaya yang tidak terpisahkan dari Indonesia bila kita tidak mencegahnya (tentunya dengan membasmi sampai ke akarnya) SEKARANG!!!

Waduh, paragraf pertama yang berat yak? Nggak seperti keboo yang biasanya. Tapi bahasan tentang kesebelan keboo sama korupsi mungkin akan keboo lanjutin lain kali. Karena untuk sekarang, yang pengen keboo bahas adalah bentuk kebudayaan yang sedikit-demi-sedikit mulai pudar dan digantikan dengan budaya nyerobot. Yak, budaya yang dimaksud adalah budaya mengantri.

Keboo inget dulu sempet ada iklan layanan masyarakat yang menghimbau kita untuk melestarikan budaya antri.

Kalimat yang paling keboo inget adalah: bebek aja bisa antri! melihat iklan itu keboo jadi bangga, soalnya

icon figure keboo selain keboo, ya bebek. Tapi karena sudah ada blog yang nyebut diri bebek, jadinya keboo pake keboo aja. Hehe...


Kembali ke topik. Yang pengen keboo ceritain sekarang adalah tentang antrian pembeli nasi campur langganan keboo. Sebut saja warung makan itu dengan NCLK.

Nah... ceritanya, malam itu keboo lagi nggak laper, tapi demi mewujudkan cita-cita menaikkan berat badan, keboo bertekad buat maem dan langsung menuju NCLK.

Sampai di sana, ternyata sudah ada 5 orang yang mengantri, sebenarnya 8 orang, tapi sisa 3 orangnya hanya mengantar teman atau menitip ke temannya. Jadilah keboo jadi orang paling bontot yang mau beli nasi.

Karena memang paling bontot, keboo pun dengan pasrah antri di line orang-orang itu. Syukurnya antrian tidak berlangsung begitu lama, hanya 12 menit. Hehe.. sampai tinggal 2 orang ABG laki-laki di depannya keboo. Sebut saja 2ABGDK.

Dalam hati keboo sudah bersyukur karena sedikit lagi keboo dapet nasi. Saat si 2ABGDK masih milih-milih menu, keboo lihat seorang cewek baru datang dan langsung berdiri di samping linenya keboo.(jadi posisinya kayak sudut 90 derajat dengan 2ABGDK sebagai bagian tengah). Keboo udah was-was, jangan-jangan nih cewek mau nyerobot.

Tapi inget pengalaman sebelumnya (dulu sempet curiga seorang ibu mau nyerobot antriannya keboo, tapi ternyata dia nggak nyerobot, malah mempersilakan keboo dengan sopan), jadi nggak enak berprasangka buruk duluan. Keboo redamlah kecurigaan keboo tadi.

Namun ternyata, peribahasa “nasi telah menjadi bubur” eh salah, “dikasih hati minta jantung” terjadi. Setelah 2ABGDK mendapatkan pesanannya, si cewek itu masuk dan ada di depan tempat mesen.

Jadi namanya kita ubah jadi si cewek tukang serobot(SCTS). Dan ibu penjualnya yang nggak merhatiin antrian langsung nanya pesenan SCTS itu. Lalu SCTS dengan senyum puas bilang “nasi campur yang 5000, satu”. Keboo liatin muka SCTS dari samping, nggak ada ekspresi bersalah atau apapun selain “Gue menang”.

Keboo sebel, ternyata kecurigaannya keboo beneran terjadi! Namun sebagai orang waras, keboo harus jaga image dan sikap, tapi tetap menuntut keadilan. Sekali lagi keboo bilang: keboo sebeeeeellll banget!

Masih mending kalo dia memang datang duluan, atau dia itu orang tua atau anak kecil. Tapi dia cewek yang kelihatannya cuma lebih tua 1-2 tahun dari keboo! Masa dia nggak bisa bersikap lebih dewasa?! Seandainya keboo lagi bener-bener laper, keboo pasti langsung jambak rambutnya dan teriak “saya yang duluan tahu!!!”. Hehe... Bercanda.

Keboo kan pemalu, jadi nggak mungkin keboo marah-marah depan orang nggak dikenal.

Karena itu keboo nggak teriak-teriak garang dalam hati ataupun maki-maki, cuma teteup Keboo nggak mau mengalah sama SCTS.

Keboo maju ke depan tempat mesen yang kebetulan muat buat berdua, dan langsung bilang “Saya beli nasi campur, dibungkus, 1” tapi masih dengan suara lembut dan ekspresi datar.

Dan akhirnya si ibu NCLK bertanya, “siapa yang duluan ya?”. Keboo lihat ekspresinya SCTS detik itu berubah dan langsung diam seribu bahasa. Melihat itu keboo langsung berkata dengan lembut dan ceria “Sayaaaaa”.

Lagi keboo lihat ekspresinya, sekarang dia yang kelihatannya kesel sama keboo. Tapi keboo cuek aja, kan dia yang mulai, biarin dia yang mengakhiri. Setelah mendapat nasi, keboo pun bilang terimakasih.

Tapi terima kasih ini nggak hanya keboo tujukan buat penjual nasi, tapi juga si SCTS karena dia masih punya hati nurani buat nggak bohong bilang dia yang datang duluan tadi.
Fuah….

Dari cerita penuh emosi tadi, keboo cuma menyayangkan kenapa budaya antri kita muali hilang? Padahal di TK dulu setiap guru pasti mengajarkan dan menanamkan untuk mengantri dan tertib. Misalnya mau masuk kelas, anak TK pasti berbaris rapi dan masuk kelas pun masih dalam barisan. Mau salaman sama ibu guru TK sebelum pulang pun line masih dibuat dengan spontan.

Yang lebih ektrim lagi ya bebek. Bebek kalo mau ke mana-mana sama kelompoknya pasti membuat barisan dan berjalan beriringan. Memang sedikit ribut dengan kwek kwek di mana-mana, tapi antrian tetap terjaga.

Dari itu semua, harusnya kita malu kalau tidak mengantri, ya kan?

Terima kasih juga buat Tuhan. Maaf ya, keboo emosi jiwa.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails